Beliau adalah seorang wali Allah, kekasih-Nya, yang telah berhasil
mencapai kedudukan yang mulia, yang dekat dengan Allah SWT. Beliau
adalah pemuka para wali yang tak terhitung jasa-jasanya bagi Islam dan
kaum muslimin, panutan para ahli tasawuf dan suri tauladan yang baik
bagi semua insan.
Al Habib Abdullah bin Muhsin bin Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Mukhsin bin Al-Quthb Husen bin Syekh Al Quthb Anfas Al Habib Umar bin Abdurrohman Al attas bin ‘Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman as-Seqqaf bin Muhammad maulad dawilah bin Ali maulad dark bin Alwy al-Ghayyur bin Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad shahib marbath bin Alwy khali’ qatsam bin Alwy bin Muhammad bin Alwy Ba’Alawy bin Ubaidullah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi bin Muhammad an-naqib bin Ali al-uraidhi bin Ja’far Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam Husein as-sibth bin Ali bin Abi Thalib ibin Sayidatina Fatimah az-Zahra binti Rasulullah SAW, adalah seorang tokoh ruhani yang dikenal luas oleh semua kalangan umum maupun khusus.
Al Habib Abdullah bin Muhsin bin Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Mukhsin bin Al-Quthb Husen bin Syekh Al Quthb Anfas Al Habib Umar bin Abdurrohman Al attas bin ‘Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman as-Seqqaf bin Muhammad maulad dawilah bin Ali maulad dark bin Alwy al-Ghayyur bin Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad shahib marbath bin Alwy khali’ qatsam bin Alwy bin Muhammad bin Alwy Ba’Alawy bin Ubaidullah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi bin Muhammad an-naqib bin Ali al-uraidhi bin Ja’far Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam Husein as-sibth bin Ali bin Abi Thalib ibin Sayidatina Fatimah az-Zahra binti Rasulullah SAW, adalah seorang tokoh ruhani yang dikenal luas oleh semua kalangan umum maupun khusus.
Beliau adalah “Ahli kasaf” dan ahli Ilmu Agama yang sulit ditandingi
keluasan Ilmunya, jumlah amal ibadahnya, kemuliaan maupun budi
pekertinya, pada zamannya. Al-Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas
dilahirkan didesa Haurah, salah satu desa di Al-Kasri, Hadhramaut,
Yaman, pada hari selasa 20 Jumadil Awal 1265 H. Sejak kecil beliau
mendapatkan pendidikan rohani dari ayahnya Al-Habib Muchsin
Al-Attas.rhm, Beliau mempelajari Al-Quran dari mu’alim Syekh Umar bin
Faraj bin Sabah.rhm. setelah menghatamkan Al-quran beliau diserahkan
kepada ulama-ulama besar dimasanya untuk menimba ilmu Islam, dan
Al-Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas pernah belajar kitab risalah
Jami’ah karangan Al-Habib Ahmad bin Zen Al-Habsyi.ra, Kepada Al-Habib
Abdullah Bin Alwi Al-‘Aydrus.rhm
Diantara guru–guru beliau, salah satunya adalah As-sayid Al Habib Al Quthb Ghauts Abu Bakar bin Al Attas.rhm, dari guru yang satu itu beliau sempat menimba Ilmu–Ilmu rohani dan tasawuf, Beliau mendapatkan do’a khusus dari Al Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Attas, sehingga beliau berhasil meraih derajat kewalian yang patut. Diantaranya guru rohani beliau yang patut dibanggakan adalah yang mulya Quthb Al Habib Sholeh bin Abdullah Al-Attas penduduk Wadi a’mad, Hadhramaut
Habib Abdullah bin Mukhsin al-Attas pernah membaca Al-Fatihah dihadapan Habib Sholeh dan al-Habib Sholeh menalqinkan Al-Fatihah kepadanya. Al A’rif Billahi Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Habsyi, ketika melihat Al Habib Abdullah bin Mukhsin al-attas yang waktu itu masih kecil, beliau berkata sungguh anak kecil ini kelak akan menjadi orang mulya kedudukannya.
Pada tahun 1282 Hijriah, Habib Abdulllah Bin Muhsin menunaikan Ibadah haji yang pertama kalinya, selama ditanah suci beliau bertemu dan berdialog dengan ulama-ulama Islam terkemuka. hingga tahun 1283 H Beliau melakukan Ibadah hajinnya untuk kedua kalinya dan sepulang dari ibadah haji, beliau berkeliling kepenjuru dunia yang hingga akhirnya perjalanan itu mengantar beliau sampai kepulau Jawa tepatnya didaerah Pekalongan. di pulau Jawa beliau bertemu dengan sejumlah para wali yang diantaranya dari keluarga Al-Alawy, Al-Habib Ahmad bin Muhammad bin Hamzah Al-Attas.
Dalam perjalanan hidupnya, beliau Al Habib Abdullah bin Muhsin Alatas pernah dimasukkan kedalam penjara oleh pemerintah Belanda pada masa itu dengan alasan yang tidak jelas (difitnah). Selama dipenjara, kekeramatan beliau makin nampak yang mengundang banyak pengunjung untuk bersilahturahmi dengan beliau. Sampai mengherankan pimpinan penjara dan para penjaganya, bahkan sampai mereka pun ikut mendapatkan keberkahan dan manfaat dari kebesaran beliau.
Dalam kejadian di penjara, pada suatu malam pintu penjara tiba-tiba telah terbuka dan telah datang beliau kakek beliau Al Habib Umar bin Abdurrahman Alatas (Shohibul Ratib), seraya berkata,”jika engkau ingin keluar penjara keluarlah sekarang, tapi jika engkau bersabar, maka bersabarlah.”. Dan ternyata beliau memilih bersabar dalam penjara. Pada malam itu juga, beliau telah datangi Sayyidina Al Faqih Muqaddam dan Syekh Abdul Qadir Jaelani. Pada kesempatan itu Sayyidina Al Faqih Muqaddam memberikan sebuah kopiah Al Fiyah kepada beliau, dan Syekh Abdul Qadir Jaelani surbannya kepada beliau.
Diantara karomah beliau yang diperoleh, seperti yang diungkapkan : Al Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi.rhm (Surabaya). Bahwa Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas ketika mendapatkan anugerah dari Allah, beliau tenggelam penuh dengan kebesaran Allah SWT, hilang akan hubungannya dengan alam dunia dan seisinya. “ketika aku mengunjungi Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas dalam penjara, aku lihat penampilannya amat berwibawa, dan beliau terlihat diliputi akan pancaran cahaya ilahi. Sewaktu beliau melihat aku, beliau mengucapkan bait-bait syair Al Habib Abdullah Al Haddad, dengan awal baitnya :
“Wahai yang mengunjungi aku dimalam dingin, ketika tak ada lagi orang yang akan menebarkan berita fitnah… Selanjutnya kami saling berpelukan dan menangis.”
Karomah, kemuliaan yang Allah SWT limpahkan kepada kekasih-Nya, Al Habib Abdullah bin Muchsin Alatas yang lain diantaranya adalah sewaktu dipenjara, setiap kali beliau memandang borgol yang dibelenggu dikakinya, maka terlepaslah borgol tersebut.
Disebutkan juga bahwa ketika pimpinan penjara menyuruh sipir untuk mengikat leher beliau dengan rantai besi, maka dengan izin Allah rantai itu terlepas dengan sendirinya, dan pemimpin penjara beserta keluarganya menderita sakit panas, sampai dokter tak mampu lagi untuk mengobati. Hingga akhirnya pimpinan penjara itu sadar bahwa sakit panas tersebut disebabkan karena telah menyakiti Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas yang sedang dipenjara. Lalu pimpinan penjara itu mengutus utusan untuk memohon doa agar penyakit panas yang menimpa keluarganya dapat sembuh, dan berkatalah Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas “ambillah borgor dan rantai ini, ikatkan di kaki dan leher maka akan sembuhlah dia” maka setelah itu dengan izin Allah penyakit pimpinan penjara dan keluarganya pun dapat sembuh. Setelah beliau keluar dari penjara, beliau mencari tempat yang sunyi, yang jauh dari banyak orang, dan ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lalu dipilihlah daerah Bogor (Empang), yang akhirnya Al Habib Abdullah bin Muhsin Alatas tinggal ditempat ini, beliau membeli tanah, membuat rumah sederhana dan beliau menyendiri sampai diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
Semasa hidupnya sampai menjelang akhir hayatnya beliau selalu membaca Sholawat Nabi yang setiap harinya dilakukan secara dawam di baca sebanyak seribu kali, dengan kitab Sholawat yang dikenal yaitu “ Dalail Khoirot” artinya kebaikan yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Sampai pada hari selasa tanggal 29 bulan Dzulhijah 1351 H, diawal waktu dhuhur beliau dipanggil kehadirat Allah SWT. Jenazah beliau dimakamkan keesokan harinya setelah sholat dhuhur. Tak terhitung jumlah manusia yang ingin ikut mensholatkan jenazah beliau, yang dimakamkan dibagian barat mesjid beliau di Empang-Bogor. Sebelum wafat beliau yang dikarenakan flu ringan, kebanyakan waktunya ditenggelamkan dalam dzikirnya dan doanya kepada Allah SWT. Sampai beliau pulang kepangkuan Allah SWT.
Semoga kita semua mendapatkan keberkahan dari Al-Arifbillah Al-Quthb Al Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas … amin… (Sumber : Majlis Ratib Al-Attas)
Diantara guru–guru beliau, salah satunya adalah As-sayid Al Habib Al Quthb Ghauts Abu Bakar bin Al Attas.rhm, dari guru yang satu itu beliau sempat menimba Ilmu–Ilmu rohani dan tasawuf, Beliau mendapatkan do’a khusus dari Al Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Attas, sehingga beliau berhasil meraih derajat kewalian yang patut. Diantaranya guru rohani beliau yang patut dibanggakan adalah yang mulya Quthb Al Habib Sholeh bin Abdullah Al-Attas penduduk Wadi a’mad, Hadhramaut
Habib Abdullah bin Mukhsin al-Attas pernah membaca Al-Fatihah dihadapan Habib Sholeh dan al-Habib Sholeh menalqinkan Al-Fatihah kepadanya. Al A’rif Billahi Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Habsyi, ketika melihat Al Habib Abdullah bin Mukhsin al-attas yang waktu itu masih kecil, beliau berkata sungguh anak kecil ini kelak akan menjadi orang mulya kedudukannya.
Pada tahun 1282 Hijriah, Habib Abdulllah Bin Muhsin menunaikan Ibadah haji yang pertama kalinya, selama ditanah suci beliau bertemu dan berdialog dengan ulama-ulama Islam terkemuka. hingga tahun 1283 H Beliau melakukan Ibadah hajinnya untuk kedua kalinya dan sepulang dari ibadah haji, beliau berkeliling kepenjuru dunia yang hingga akhirnya perjalanan itu mengantar beliau sampai kepulau Jawa tepatnya didaerah Pekalongan. di pulau Jawa beliau bertemu dengan sejumlah para wali yang diantaranya dari keluarga Al-Alawy, Al-Habib Ahmad bin Muhammad bin Hamzah Al-Attas.
Dalam perjalanan hidupnya, beliau Al Habib Abdullah bin Muhsin Alatas pernah dimasukkan kedalam penjara oleh pemerintah Belanda pada masa itu dengan alasan yang tidak jelas (difitnah). Selama dipenjara, kekeramatan beliau makin nampak yang mengundang banyak pengunjung untuk bersilahturahmi dengan beliau. Sampai mengherankan pimpinan penjara dan para penjaganya, bahkan sampai mereka pun ikut mendapatkan keberkahan dan manfaat dari kebesaran beliau.
Dalam kejadian di penjara, pada suatu malam pintu penjara tiba-tiba telah terbuka dan telah datang beliau kakek beliau Al Habib Umar bin Abdurrahman Alatas (Shohibul Ratib), seraya berkata,”jika engkau ingin keluar penjara keluarlah sekarang, tapi jika engkau bersabar, maka bersabarlah.”. Dan ternyata beliau memilih bersabar dalam penjara. Pada malam itu juga, beliau telah datangi Sayyidina Al Faqih Muqaddam dan Syekh Abdul Qadir Jaelani. Pada kesempatan itu Sayyidina Al Faqih Muqaddam memberikan sebuah kopiah Al Fiyah kepada beliau, dan Syekh Abdul Qadir Jaelani surbannya kepada beliau.
Diantara karomah beliau yang diperoleh, seperti yang diungkapkan : Al Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi.rhm (Surabaya). Bahwa Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas ketika mendapatkan anugerah dari Allah, beliau tenggelam penuh dengan kebesaran Allah SWT, hilang akan hubungannya dengan alam dunia dan seisinya. “ketika aku mengunjungi Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas dalam penjara, aku lihat penampilannya amat berwibawa, dan beliau terlihat diliputi akan pancaran cahaya ilahi. Sewaktu beliau melihat aku, beliau mengucapkan bait-bait syair Al Habib Abdullah Al Haddad, dengan awal baitnya :
“Wahai yang mengunjungi aku dimalam dingin, ketika tak ada lagi orang yang akan menebarkan berita fitnah… Selanjutnya kami saling berpelukan dan menangis.”
Karomah, kemuliaan yang Allah SWT limpahkan kepada kekasih-Nya, Al Habib Abdullah bin Muchsin Alatas yang lain diantaranya adalah sewaktu dipenjara, setiap kali beliau memandang borgol yang dibelenggu dikakinya, maka terlepaslah borgol tersebut.
Disebutkan juga bahwa ketika pimpinan penjara menyuruh sipir untuk mengikat leher beliau dengan rantai besi, maka dengan izin Allah rantai itu terlepas dengan sendirinya, dan pemimpin penjara beserta keluarganya menderita sakit panas, sampai dokter tak mampu lagi untuk mengobati. Hingga akhirnya pimpinan penjara itu sadar bahwa sakit panas tersebut disebabkan karena telah menyakiti Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas yang sedang dipenjara. Lalu pimpinan penjara itu mengutus utusan untuk memohon doa agar penyakit panas yang menimpa keluarganya dapat sembuh, dan berkatalah Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas “ambillah borgor dan rantai ini, ikatkan di kaki dan leher maka akan sembuhlah dia” maka setelah itu dengan izin Allah penyakit pimpinan penjara dan keluarganya pun dapat sembuh. Setelah beliau keluar dari penjara, beliau mencari tempat yang sunyi, yang jauh dari banyak orang, dan ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lalu dipilihlah daerah Bogor (Empang), yang akhirnya Al Habib Abdullah bin Muhsin Alatas tinggal ditempat ini, beliau membeli tanah, membuat rumah sederhana dan beliau menyendiri sampai diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
Semasa hidupnya sampai menjelang akhir hayatnya beliau selalu membaca Sholawat Nabi yang setiap harinya dilakukan secara dawam di baca sebanyak seribu kali, dengan kitab Sholawat yang dikenal yaitu “ Dalail Khoirot” artinya kebaikan yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Sampai pada hari selasa tanggal 29 bulan Dzulhijah 1351 H, diawal waktu dhuhur beliau dipanggil kehadirat Allah SWT. Jenazah beliau dimakamkan keesokan harinya setelah sholat dhuhur. Tak terhitung jumlah manusia yang ingin ikut mensholatkan jenazah beliau, yang dimakamkan dibagian barat mesjid beliau di Empang-Bogor. Sebelum wafat beliau yang dikarenakan flu ringan, kebanyakan waktunya ditenggelamkan dalam dzikirnya dan doanya kepada Allah SWT. Sampai beliau pulang kepangkuan Allah SWT.
Semoga kita semua mendapatkan keberkahan dari Al-Arifbillah Al-Quthb Al Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas … amin… (Sumber : Majlis Ratib Al-Attas)
No comments:
Post a Comment